Monday, June 6, 2011

All Star Piala Dunia Sepanjang Sejarah

Sumber : Klip Berita

Usai Piala Dunia dilangsungkan, Badan Sepakbola Dunia (FIFA) pasti mengumumkan tim all star. Tim ini merupakan gabungan pemain dari negara berbeda yang tampil gemilang selama perhelatan.

Bisa ditebak, Anda sebagai penggila sepakbola pasti tidak ingat siapa saja pemain yang menghuni tim all star pada Piala Dunia 2006 atau sebelumnya.

Sebelum membeberkan daftar pemain yang tergabung dalam all star di setiap Piala Dunia, ada baiknya Anda mengetahui beberapa fakta. Hanya dua pemain yang pernah masuk dalam squad tim all star dalam tiga perhelatan secara beruntun.

Legenda sepakbola dunia Franz Beckenbauer, yang kala itu membela Jerman Barat dan mantan bek Timnas Brasil Djalma Santos. Beckenbauer masuk dalam tim all star pada Piala Dunia 1966, 1970, dan 1974. Sementara Santos dipercaya memperkuat tim all star pada Piala Dunia 1954, 1958 dan 1962.

Nama legenda lainnya seperti Pele (Brasil), Diego Maradona (Argentina), Bobby Charlton, Michel Platini (Prancis) dan Zinedine Zidane (Prancis) hanya dua kali masuk squad tim all star. Bahkan tidak semua pemain mampu mengukir prestasi tersebut secara beruntun.

Berikut tim all star Piala Dunia:

Piala Dunia 1930 di Uruguay
Kiper: Enrique Ballesteros (Uruguay)
Bek: Jose Nasazzi (Uruguay), Milutin Ivkovic (Yugoslavia)
Tengah: Luis Monti (Argentina), Alvaro Gestido (Uruguay), Jose Andrade (Uruguay)
Striker: Pedro Cea (Uruguay), Hector Castro (Uruguay), Hector Scarone (Uruguay), Guillermo Stabile (Argentina), dan Bert Patenaude (AS).

Piala Dunia 1934 di Italia
Kiper: Ricardo Zamora (Spanyol)
Bek: Jacinto Quincoces (Spanyol), Eraldo Monzeglio (Italia)
Tengah: Luis Monti (Argentina), Alvaro Gestido (Uruguay), Jose Andrade (Uruguay),
Striker: Giuseppe Meazza (Italia), Raimundo Orsi (Italia), Enrique Guaita (Italia), Matthias Sindelar (Austria), Oldrich Nejedly (Rep Ceska).

Piala Dunia 1938 di Prancis
Kiper: Frantisek Planicka (Rep Ceska)
Bek: Pietro Rava (Italia), Alfredo Foni (Italia), Domingos da Guia (Brasil)
Tengah: Michele Andreolo (Italia), Ugo Locatelli (Italia)
Striker: Silvio Piola (Italia), Gino Colaussi (Italia), Gyorgy Sarosi (Hungaria), Gyula Zsengeller (Hungaria), Leonidas (Brasil).

Piala Dunia 1950 di Brasil
Kiper: Roque Maspoli (Uruguay)
Bek: Erik Nilsson (Swedia), Jose Parra (Spanyol), Victor Rodriguez Andrad (Uruguay)
Tengah: Obdulio Varela (Uruguay), Bauer (Brasil)
Striker: Alcides Ghiggia (Uruguay), Zizinho (Brasil), Ademir (Brasil), Jair (Rbasil), Juan Alberto Schiaffino (Uruguay).

Piala Dunia 1954 di Swiss
Kiper: Gyula Grosics (Hungaria)
Bek: Ernst Ocwirk (Austria), Djalma Santos (Brasil), Jose Santamaria (Uruguay),
Tengah: Fritz Walter (Jerman), Jozsef Bozsik (Hungaria)
Striker: Helmut Rahn (Jerman), Nandor Hidegkuti (Hungaria), Ferenc Puskas (Hungaria), Sandor Kocsis (Hungaria), Zoltan Czibor (Hungaria)

Piala Dunia 1958 di Swedia
Kiper: Harry Gregg (Irlandia Utara)
Bek: Djalma Santos (Brasil), Bellini (Brasil), Nilton Santos (Brasil)
Tengah: Danny Blanchflower (Irlandia Utara), Didi (Brasil)
Striker: Pele (Brasil), Garrincha (Brasil), Just Fontaine (Prancis), Raymond Kopa (Prancis), Gunnar Gren (Swedia)

Piala Dunia 1962 di Chili
Kiper: Viliam Schrojf (Rep Ceska)
Bek: Djalma Santos (Brasil), Cesare Maldini (Italia), Valeriy Voronin (Uni Soviet), Karl-Heinz Schnellinger (Jerman)
Tengah: Zagallo (Brasil), Zito (Brasil), Josef Masopust (rep Ceska)
Striker: Vava (Brasil), Garrincha (Brasil), Leonel Sanchez (Chili)

Piala Dunia 1966 di Inggris
Kiper: Gordon Banks (Inggris)
Bek: George Cohen (Inggris), Bobby Moore (Inggris), Vicente (Portugal),
Silvio Marzolini (Argentina)
Tengah: Franz Beckenbauer (Jerman), Mario Coluna (Portugal), Bobby Charlton (Inggris)
Striker: Florian Albert (Hungaria), Uwe Seeler (Jerman), Eusebio (Portugal)

Piala Dunia 1970 di Meksiko
Kiper: Ladislao Mazurkiewicz (Uruguay)
Bek: Carlos Alberto (Brasil), Atilio Ancheta (Uruguay), Franz Beckenbauer (Jerman)
Giacinto Facchetti (Italia)
Tengah: Gerson (Brasil), Roberto Rivellino (Brasil), Bobby Charlton (Inggris)
Striker: Pele (Brasil), Gerd Muller (Jerman), Jairzinho (Brasil)

Piala Dunia 1974 di Jerman Barat
Kiper: Sepp Maier (Jerman)
Bek: Berti Vogts (Jerman), Ruud Krol (Belanda), Franz Beckenbauer (Jerman), Paul Breitner (Jerman), Elias Figueroa (Chili)
Tengah: Wolfgang Overath (Jerman), Kazimierz Deyna (Polandia), Johan Neeskens (Belanda)
Striker: Rob Rensenbrink (Belanda), Johan Cruyff (Belanda), Grzegorz Lato (Polandia)

Piala Dunia 1978 di Argentina
Kiper: Ubaldo Fillol (Argentina)
Bek: Berti Vogts (Jerman), Ruud Krol (Belanda), Daniel Passarella (Argentina), Alberto Tarantini (Argentina)
Tengah: Dirceu (Brasil), Teofilo Cubillas (Peru), Rob Rensenbrink (Belanda)
Striker: Roberto Bettega (Italia), Paolo Rossi (Italia), Mario Kempes (Argentina)

Piala Dunia 1982 di Spanyol
Kiper: Dino Zoff (Italia)
Bek: Luizinho (Brasil), Junior (Brasil), Claudio Gentile (Italia), Fulvio Collovati (Italia)
Tengah: Zbigniew Boniek (Polandia), Falcao (Brasil), Michel Platini (Prancis), Zico (Brasil)
Striker: Paolo Rossi (Italia), Karl-Heinz Rum (Jerman)

Piala Dunia 1990 di Italia
Kiper: Sergio Goycoechea (Argentina)
Luis Gabelo Conejo (Costa Rica)
Bek: Andreas Brehme (Jerman), Paolo Maldini (Italia), Franco Baresi (Italia)
Tengah: Diego Maradona (Argentina), Lothar Matthaus (Jerman), Dragan Stojkovic (Yugoslavia), Paul Gascoigne (Inggris)
Striker: Salvatore Schillaci (Italia), Roger Milla (Kamerun), Jurgen Klinsmann (Jerman)

Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat
Kiper: Michel Preud'homme (Belgia)
Bek: Jorginho (Brasil), Marcio Santos (Brasil), Paolo Maldini (Italia)
Tengah: Dunga (Brasil), Krasimir Balakov (Bulgaria), Gheorghe Hagi (Rumania), Tomas Brolin (Swedia)
Striker: Romario (Brasil), Hristo Stoichkov (Bulgaria), Roberto Baggio (Italia)

Piala Dunia 1998 di Prancis
Kiper: Fabien Barthez (Prancis), Jose Luis Chilavert (Paraguay)
Bek: Roberto Carlos (Brasil), Marcel Desailly (Prancis), Lilian Thuram (Prancis), Frank de Boer (Belanda), Carlos Gamarra (Paraguay)
Tengah: Dunga (Brasil), Rivaldo (Brasil), Michael Laudrup (Denmark), Zinedine Zidane (Prancis), Edgar Davids (Belanda)
Striker: Ronaldo (Brasil), Davor Suker (Kroasia), Brian Laudrup (Denmark), Dennis Bergkamp (Belanda)

Piala Dunia 2002 di Korea/Jepang
Kiper: Oliver Kahn (Jerman), Ru?tu Recber (Turki)
Bek: Roberto Carlos (Brasil), Sol Campbell (Inggris), Fernando Hierro (Spanyol), Hong Myung-Bo (Korea Selatan), Alpay Ozalan (Turki)
Tengah: Rivaldo (Brasil), Ronaldinho (Brasil), Michael Ballack (Jerman), Claudio Reyna (AS), Yoo Sang-Chul (Korea Selatan)
Striker: Ronaldo (Brasil), Miroslav Klose (Jerman), El Hadji Diouf (Senegal), Hasan Sas (Turki)

Piala Dunia 2006 di Jerman
Kiper: Gianluigi Buffon (Italia), Jens Lehmann (Jerman), Ricardo (Portugal)
Bek: Roberto Ayala (Argentina), John Terry (Inggris), Lilian Thuram (Prancis), Philipp Lahm (Jerman), Fabio Cannavaro (Italia), Gianluca Zambrotta (Italia), Ricardo Carvalho (Portugal)
Tengah: Ze Roberto (Tengah), Patrick Vieira (Prancis), Zinedine Zidane (Prancis), Michael Ballack (Jerman), Andrea Pirlo (Italia), Gennaro Gattuso (Italia), Francesco Totti (Italia), Luis Figo (Portugal), Maniche (Portugal)
Striker: Hernan Crespo (Argentina), Thierry Henry (Prancis), Miroslav Klose (Jerman), Luca Toni (Italia)

Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

Kiper : Iker Casillas ( Spanyol )

Bek : Maicon (Brasil), Sergio Ramos (Spanyol), dan Philipp Lahm (Jerman), Carles Puyol ( Spanyol )

Tengah : Wesley Sneijder (Belanda) dan Xavi Hernandez, Bastian Schweinsteiger (Jerman), Andres Iniesta (Spanyol).

Striker : Diego Forlan ( Uruguay ), David Villa ( Spanyol ).

Piala Dunia

Sumber : dapunta

PIALA DUNIA Sepak bola atau biasa disingkat Piala Dunia adalah kompetisi terpenting dalam dunia sepak bola internasional. Nama resmi sebenarnya Piala Dunia FIFA, karena kompetisi yang diselenggarakan empat tahun sekali ini diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA), termasuk pembuat aturannya.

Babak final turnamen ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali namun kejuaraan ini mengambil masa dua tahun secara keseluruhan. Lebih dari 160 tim nasional bertarung dalam turnamen kualifikasi regional untuk meraih tempat dalam babak final. Turnamen finalnya kini melibatkan 32 tim (ini mengalami peningkatan dari 24 tim pada tahun 1998) yang berkompetisi selama 4 minggu di negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah. Inovasi yang dilakukan baru-baru ini memperbolehkan lebih dari satu negara menjadi tuan rumah.

Sejarah Piala Dunia
Berdasarkan catatan Wikipedia (dari berbagai sumber), Piala Dunia bukanlah kejuaraan sepak bola internasional pertama. Sepak bola amatir menjadi bagian dari program Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1908. Pada tahun 1909 di Torino diselenggarakan sebuah turnamen sepak bola yang bernama Piala Sir Thomas Lipton. Italia, Jerman, dan Swiss mengirimkan klub mereka yang paling prestisius ke turnamen tersebut namun Persatuan Sepak bola Inggris (FA) menolak tawaran untuk ikut serta dalam kejuaraan itu.

Ide melahirkan kejuaraan sepak bola dunia tercetus pada 1904 di Paris saat Konggres I Fédération Internationale de Football Association. Pada 1928, hasil usaha FIFA dan presiden persatuan sepak bola Perancis (FFFA), Jules Rimet dan rekannya Henri Delaunay, peserta kongres di Amsterdam memutuskan untuk melaksanakan ide tersebut. Setahun kemudian, FIFA secara resmi mempersiapkan sebuah kejuaraan bernama World Cup yang akan berlangsung setiap empat tahun. Pada kongres FIFA 17-18 Mei 1929 di Barcelona, Spanyol, Uruguay mendapatkan dukungan dari 23 peserta kongres menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama menyingkirkan ambisi Hungaria, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia. Piala kejuaraan ini dikenal dengan Piala Jules Rimet.

Piala Jules Rimet dibuat oleh perupa Perancis, Abel La Fleur, berbentuk oktagonal berlambangkan bumi dipegang oleh Dewa Kemenangan yang bernama Nike (dewa Yunani purba). Piala ini dibuat dari emas, mempunyai berat 3.8 kg dan tinggi 35 cm.

Piala Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua
Piala Dunia FIFA yang pertama diadakan di Uruguay dan berlangsung dari 13-30 Juli 1930. 13 negara turut serta – enam dari Amerika Selatan, lima dari Eropa dan dua dari Amerika Utara. Uruguay mengalahkan Argentina 4-2 di hadapan 93.000 penonton di Montevideo untuk menjadi negara pertama yang merebot piala tersebut.

Selama Perang Dunia II kejuaraan ini terhenti selama selama 12 tahun, dimulai kembali tahun 1950 di Brasil. Piala Jules Rimet pernah dicuri sewaktu dipamerkan di Stampex Exhibition di Westminster Central Hall, London saat menjelangnya Piala Dunia 1966 di Inggris, namun ia ditemukan 7 hari kemudian oleh seekor anjing bernama Pickles.

Pada 1970 di Meksiko, FIFA telah memutuskan Brasil menyimpan Piala Jules Rimet karena menjadi negara pertama yang juara sebanyak 3 kali, 1958, 1962 dan 1970.

Badan induk FIFA kemudiannya membuat piala dunia baru dengan menggunakan emas 18 karat, 36 cm tinggi dan mempunyai berat 4.97 kg dan dirancang oleh perupa terkenal Italia, Silvio Gazzaniaga dan digunakan sehingga sekarang. FIFA menetapkan hanya pemimpin negara dan pemenang Piala Dunia saja yang boleh menyentuh piala tersebut. Replika piala yang dilapis emas akan diberikan untuk dsimpan oleh pemenang.

Argentina, Jerman (kedua kali tersebut sebagai Jerman Barat), dan Brasil telah masing-masing memenangkan piala yang kedua itu dua kali. Meskipun begitu, piala yang saat ini masih belum akan “dipensiunkan” hingga plak namanya telah penuh diisikan dengan nama-nama negara pemenang, yang akan terjadi pada tahun 2038.

Brasil dengan jelas adalah tim yang paling sukses dalam Piala Dunia secara keseluruhan setelah lima kali menjadi juara dan dua kali berada di posisi kedua sementara Italia berada di bawahnya dengan empat kali juara dan dua kali di peringkat kedua. Jerman, yang tiga kali menjadi juara dan empat kali menjadi juara kedua, adalah tim yang tersukses ketiga. Argentina dan Uruguay masing-masing dua kali menjadi Juara Dunia meski kemenangan Uruguay terjadi pada masa yang sudah lama, pada awal-awal tahun kejuaraan.

Juara Piala Dunia 1930-2010

1. Uruguay 1930
2. Italia 1934
3. Italia 1938
4. Uruguay 1950
5. Jerman Barat 1954
6. Brazil 1958
7. Brazil 1962
8. Inggris 1966
9. Brazil 1970
10. Jerman Barat 1974
11. Argentina 1978
12. Italia 1982
13. Argentina 1986
14. Jerman Barat 1990
15. Brazil 1994
16. Prancis 1998
17. Brazil 2002
18. Italia 2006
19. Spanyol 2010

Sejarah Piala Dunia 1930-1966

Sumber : tvOne

Piala Dunia 1930 (Uruguay)

Organisasi sepakbola dunia FIFA telah membahas rencana menyelenggarakan Piala Dunia sejak pertama kali organisasi ini dibentuk tahun 1904 tapi baru terealisasi di awal abad ke-20. Namun, pada pertengahan tahun 1920-an saat keprofesionalan penyelenggaraan turnamen mulai mengakar di Eropa dan Amerika Selatan, FIFA memutuskan untuk menyelenggarakan turnamen sendiri dan akhirnya memilih Uruguay, juara Olimpiade 1924 dan 1928 untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 1930.

Walau diwarnai dengan pengunduran diri beberapa negara peserta, Piala Dunia 1930 tetap dilaksanakan dengan 13 negara peserta termasuk Belgia, Rumania, Yugoslavia dan Prancis yang berangkat ke Amerika Selatan dengan kapal yang sama. Tidak ada babak kualifikasi di masa itu.

Dua pertandingan pertama dilaksanakan dalam waktu bersamaan yakni 13 Juli 1930 dengan hasil Prancis mengalahkan Meksiko 4-1 dan Amerika Serikat mengalahkan Belgia 3-0. Uruguay dan Argentina akhirnya berhadapan di final dengan kemenangan berada di pihak tuan rumah 4-2. Piala Dunia 1930 juga mencatat rekor sebagai satu-satunya turnamen dimana semua pertandingan diselenggarakan hanya di satu kota, Montevideo.

Piala Dunia 1934 (Italia)

Di turnamen kali ini, Uruguay menolak ikut serta sebagai balasan atas keengganan sejumlah negara Eropa menghadiri turnamen pertama di Montevideo empat tahun sebelumnya. Saat itu anggota FIFA sudah berjumlah lebih dari 50 negara dan babak kualifikasi untuk Piala Dunia pun diadakan.

Pertandingan kualifikasi terakhir baru dilaksanakan tiga hari menjelang pembukaan Piala Dunia. Saat itu Amerika Serikat mengalahkan Meksiko 4-2 tapi tiga hari berikutnya dikalahkan Italia 1-7.

Kemenangan Italia yang saat itu masih diperintah Benito Mussolini berlanjut dengan menyingkirkan Argentina dan Brasil yang harus menempuh perjalanan 13.000 km hanya untuk satu kali bertanding dan kalah di babak pertama. Italia akhirnya meraih Piala Dunia setelah mengalahkan Cekoslovakia 2-1 di final melalui perpanjangan waktu.

Piala Dunia 1938 (Prancis)

Italia pergi ke Prancis dan memenangi Piala Dunia lagi, tapi kali ini suasana turnamen diwarnai tekanan politik ditambah lagi dengan status perang di berbagai negara yang menyebabkan mereka tidak bisa ikut serta. Austria lolos kualifikasi tapi terpaksa mundur lantaran situasi politik Anschluss terkait invasi Jerman. Sementara itu Spanyol tidak hadir karena sedang dalam status perang saudara.

Argentina dan Uruguay juga tidak mengikuti turnamen ini sebagai protes atas tidak terpilihnya Amerika Latin sebagai tuan rumah Piala Dunia 1938. Brasil dan Polandia menciptakan satu pertandingan terbaik yang dikenang sejarah saat mereka bertemu di Strasbourg. Brasil akhirnya menang 6-5 setelah perpanjangan waktu berkat empat gol Leonidas yang saat itu bermain tanpa alas kaki untuk mantra kemenangan.

Di final, Italia mempertahankan gelar dengan mengalahkan Hungaria 4-2. Partai final ini juga diwarnai kisah politik karena pemain Hungaria diduga sengaja mengalah karena kasihan kepada pemain Italia yang merasa tertekan atas ancaman Benito Mussolini. Pemain Italia diancam hukuman mati bila gagal menjadi juara. Bahkan kiper Hungaria Antal Szabo mengatakan, "Tidak apa-apa gawang saya kebobolan, tapi setidaknya saya menyelamatkan nyawa mereka (pemain Italia),"

Piala Dunia 1950 (Brasil)

Setelah Perang Dunia II dimana Presiden FIFA, Jules Rimet, sempat menyelamatkan trofi Piala Dunia dan menyimpannya di bawah tempat tidur untuk alasan keamanan, pesta sepakbola sedunia kembali digelar dengan Uruguay muncul sebagai pemenang untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, AS secara mengejutkan mengalahkan Inggris 1-0 di Belo Horizonte dan tim Swedia yang tidak diunggulkan mengalahkan Italia yang masih berduka karena kehilangan pemainnya akibat tragedi kecelakaan pesawat Superga Air tahun sebelumnya. Format liga mini digunakan untuk menentukan juara turnamen dengan Brasil, Swedia, Spanyol dan Uruguay muncul sebagai empat kontestan tersisa.

Brasil sebenarnya hanya membutuhkan hasil imbang saat berhadapan dengan Uruguay untuk menjuarai Piala Dunia tahun itu. Tapi Tim Samba justru kalah 1-2 di depan 205.000 penonton di Stadion Rio Marcana, penonton terbanyak yang pernah tercatat dalam sejarah.

Piala Dunia 1954 (Swiss)

Juara Olimpiade Hungaria difavoritkan dalam turnamen ini dengan pemain andalannya seperti Ferenc Puskas, Jozsef Bozsik, Sandor Kocsis dan Nandor Hidegkuti. Enam bulan sebelumnya, Hungaria menjadi tim Eropa pertama yang mengalahkan Inggris di Stadion Wembley dengan skor 6-3. Tim ini menerapkan taktik permainan "total football" dengan pemain yang bergerak di seluruh lapangan.

Di Piala Dunia 1958, Hungaria memulai penampilannya dengan mengalahkan Korea Selatan 9-0 dan diikuti kemenangan 8-3 atas Jerman Barat, sebelum mereka terlibat kasus perkelahian dengan pemain Brasil. Saat itu tiga pemain Brasil diusir wasit dari lapangan dan pemain kedua tim akhirnya berkelahi di ruang ganti. Di lapangan, Brasil akhirnya dikalahkan Hungaria dengan skor 4-2.

Di semi final Hungaria menang 4-2 dari Uruguay. Di final yang dikenang dengan sebutan "Miracle of Berne", Hungaria menunjukkan permainan cemerlang saat memimpin 2-0 di delapan menit pertama. Tetapi kemenangan itu tidak bertahan lama. Menit 10 dan 18 dua gol Jerman membalas tantangan Hongaria.

Lalu di menit 84 terjadilah keajaiban yang akan mengukir nama Helmut Rahn selamanya di sejarah sepak bola dunia. Ia mencetak gol kemenangan yang mengembalikan harga diri Jerman Barat.

Piala Dunia Swiss 1954 pun akan selalu dikenang sebagai Piala Dunia dengan gol terbanyak dalam sejarah. Total 140 gol tercipta dalam 26 pertandingan, rata-rata lima gol dalam satu pertandingan. Rekor gol terbanyak tercipta dalam pertandingan antara tuan rumah Swiss melawan Austria di babak perempat final. Pertandingan itu berakhir dengan skor 7-5 untuk kemenangan Austria.

Piala Dunia 1958 (Swedia)

Turnamen tahun ini dianggap sebagai Piala Dunia "modern" yang pertama dengan sistem baru yakni 16 tim dibagi dalam empat grup beranggotakan empat tim. Siaran televisi yang makin berpengaruh pun ikut mendukung jalannya pertandingan.

Inggris di awal tahun berharap banyak bisa berjaya di Piala Dunia 1958. Namun kecelakaan pesawat di Munich pada Februari yang membunuh tiga pemain pilarnya Roger Byrne, Tommy Taylor dan Duncan Edwards membuat tim bermain di Swedia tidak bermain dengan dengan kekuatan penuh dan akhirnya tersingkir.

Brasil akhirnya memenangi Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kemenangan Brasil sekaligus menjadi momentum bagi Pele yang waktu itu masih berumur 17 tahun untuk melesatkan karirnya menjadi salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa.

Pele mencetak gol melawan Wales. Dia juga menyumbang tiga gol untuk Brasil saat menang 5-2 melawan Perancis di semi final. Di final melawan tuan rumah Swedia, Pele membuat dua gol. Brasil menang 5-2 atas Swedia dan merebut Piala Dunia 1958. Di turnamen ini, pemain Prancis Just Fontaine mencetak 13 gol, sebuah rekor yang masih belum terkalahkan hingga kini.

Piala Dunia 1962 (Chile)

Saat itu Chile baru saja dilanda oleh gempa bumi skala besar yang mengakibatkan kerusakan ratusan bangunan. FIFA sebenarnya sudah mengusulkan untuk memindahkan lokasi penyelenggaraan Piala Dunia. tapi ketua organisasi sepakbola Chile, Carlos Dittborn, mengatakan "Kami harus tetap menyelenggarakan Piala Dunia karena kami tidak memiliki apa-apa lagi,". Dan turnamen pun berjalan sesuai jadwal.

Brasil lagi-lagi menjuarai turnamen meskipun Pele hanya dimainkan saat pertandingan pembuka melawan Meksiko. Disinilah dia mencetak gol cantik penyumbang kemenangan 2-0 Brasil atas Meksiko sebelum akhirnya mengalami cedera.

Di final, Brasil mengalahkan Cekoslovakia dengan skor 3-1. Gol Tim Samba tercipta berkat Amarildo, Zito dan Vava walau Ceko sempat memperkecil ketinggalan dengan satu gol sumbangan pemain terbaik Eropa tahun itu Josef Masopust.

Piala Dunia 1962 juga mencatat sensasi "Pertempuran Santiago" yang disebut-sebut sebagai permainan paling kotor sepanjang sejarah turnamen karena diwarnai kekerasan antar pemain. Saat itu Italia menghadapi tim tuan rumah di babak pertama yang diadakan di Santiago, ibukota Chile.

Pelanggaran sudah mulai terjadi sejak menit ke-12 akibat pemain Italia Ferrini yang menendang pemain Chile, Landa. Wasit Ken Aston memberi Ferrini kartu merah tapi si pemain malah menolak meninggalkan lapangan. Akibatnya pertandingan sempat tertunda sampai 10 menit sebelum akhirnya Ferrini diseret pihak kepolisian ke ruang ganti pemain.

Kericuhan tak berhenti sampai di situ, insiden berikutnya terjadi saat pemain Chile Leonel Sanchez sedang menggiring bola dan diganjal Humberto Maschio. Sanchez yang tak terima langsung meninju wajah Maschio sang kapten Azzuri itu. Maschio menjadi korban paling parah dalam Pertempuran Santiago karena menderita patah hidung.

Walau pelanggaran sudah terjadi, wasit Aston justru tidak mengusir Sanchez dari lapangan. Dongkol akibat sikap wasit yang merugikan timnya, pemain Italia mulai bermain keras. Tekel-tekel mulai diumbar, bukan menargetkan untuk mengambil bola tapi ke arah kaki pemain Chile.

Kartu merah pun kembali melayang. Pertandingan 90 menit akhirnya diwarnai baku hantam dan saling meludahi. Chile akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.

Piala Dunia 1966 (Inggris)

Di tahun ini rekor tuan rumah memenangkan Piala Dunia akhirnya tercipta lagi walau sempat terjadi insiden trofi Piala Dunia dicuri saat dipamerkan di London. Piala akhirnya ditemukan oleh seekor anjing bernama Pickles dibawah semak-semak di sebuah taman di London beberapa hari kemudian.

Pele sekali lagi babak belur dan cedera ketika Brasil menghadapi Bulgaria di penyisihan grup. Tim Samba akhirnya tersingkir setelah kalah dari 3-1 dari Portugal di babak pertama. Korea Utara membuat kejutan dengan kemenangan 1-0 atas Italia dan sempat unggul 3-0 dari Portugal di perempat final sebelum akhirnya kalah 5-3.

Pemain Portugal Eusebio yang mencetak empat gol di pertandingan itu menjadi pencetak gol terbanyak dengan total sembilan gol. Di final, Inggris mengalahkan Jerman Barat 4-2 melalui babak perpanjangan waktu yang mendebarkan di Stadion Wembley. Pemain Inggris Geoff Hurst membuat sejarah dengan mencetak tiga gol ke gawang lawan.

Tetapi satu dari dua gol yang dicetak Hurst di babak perpanjangan masih menuai kontroversi sampai sekarang. Berakhir 2-2 di waktu normal pertandingan diteruskan ke babak pertambahan waktu.

Tendangan keras Hurst di menit 101 dari dalam kotak pinalti menghantam mistar gawang lalu memantul ke tanah dan dinilai telah melewati garis gawang oleh hakim garis. Protes keras tim Jerman tidak menyurutkan wasit untuk mengesahkan Gol Hurst yang disambut gegap gempita oleh ribuan penonton. Gol ketiga Hurst di menit 120 menggenapi kemenangan Inggris di Stadion kebanggaan Inggris, Wembley.

Indonesia adalah Negara Asia Pertama di Piala Dunia ?


Tidak banyak yang tahu, ternyata Indonesia adalah negara Asia pertama yang berlaga di ajang Piala Dunia, tepatnya Piala Dunia 1938 di Prancis.
Meski saat itu belum merdeka, Indonesia mengusung nama Nederlandsche Indiesche atau Netherland East Indies atau Hindia Belanda. Para pemainnya adalah orang Indonesia yang bekerja di Eropa.

Panasnya keadaan di Eropa dan sulitnya transportasi ke Prancis secara tak langsung memberikan keuntungan. Jepang menolak hadir dan memberikan kesempatan bagi Hindia Belanda untuk tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Lalu Amerika Serikat yang jadi lawan berikutnya menyerah tanpa bertanding. Jadilah anak-anak Melayu ini melenggang ke Prancis.

Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang telah berdiri April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda.

Tim Hindia belanda itu menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.

Pelatih

* Johannes Mastenbroek

Nama para pemain adalah :

* Bing Mo Heng (kiper)
* Herman Zommers
* Franz Meeng
* Isaac Pattiwael
* Frans Pede Hukom
* Hans Taihattu
* Pan Hong Tjien
* Jack Sammuels
* Suwarte Soedermandji
* Anwar Sutan
* Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.

Melihat dari nama-namanya, tentu kita patut berbangga, karena selain orang-orang Belanda, orang Jawa, Ambon, Tionghoa dan pribumi lainnya pun diikutserakan dalam tim.

Mereka berangkat pada tanggal 18 Maret 1938 menggunakan Kapal MS Johan van Oldenbarnevelt dari Tandjong Priok, Batavia menuju Belanda. Tim Hindia-Belanda pun akhirnya tiba di Pelabuhan Rotterdam setelah terombang-ambing oleh badai petir selama 3 bulan. Untuk memulihkan kondisi fisik dan mental, mereka melakukan beberapa pertandingan ujicoba.

Surat kabar Sin Po – yang uniknya selalu menyebut Tim NIVU dengan sebutan “Team Indonesia” – secara kontinyu melaporkan perjalanan NIVU ke Eropa. Sin Po edisi 26 Mei 1938 memberitakan van Bommel dari NIVU telah menghadap Menteri Urusan Tanah Jajahan yang akan menerima Tim Indonesia pada 31 Mei. Sin Po 27 Mei 1938 memberitakan hasil pertandingan Indonesia melawan HBS, skor 2-2. Edisi 28 Mei 1938, dilaporkan bahwa Mo Heng (kiper) cedera sehingga diragukan bisa tampil di Prancis, juga bahwa Tim Indonesia menyaksikan pertandingan Liga Belanda antara Heracles melawan Feyenoord. Sin Po 2 Juni 1938 mewartakan, Indonesia menang atas klub Haarlem dengan skor 5-3. Mereka bermain dengan formasi 2-2-6, sebuah strategi yang berorientasi menyerang. Strategi inilah yang telah mereka siapkan untuk melawan Hongaria, lawan pertama mereka, yang begitu dijagokan di Piala Dunia ini. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Paris dengan kereta api diiringi oleh yel-yel dari sekelompok suporter, antara lain nyanyian “Kora kora, nee” yang mirip dengan nyanyian “Olé, olé, olé” yang populer sekarang ini.dré

Dutch East Indies players line up in France in 1938 to face mighty Hungary.

Para pemain Hindia-Belanda berbaris sebelum melawan tim tangguh Hongaria.

5 Juni 1938, pukul 17.00 waktu setempat, tibalah saatnya pertandingan antara Hongaria dan Hindia-Belanda. Pertandingan berlangsung di Vélodrome Municipal di kota Reims, 129 km dari Paris, dihadiri oleh sekitar 9000 penonton dan wartawan dari 27 negara berbeda. Konon, sebelum kickoff, para pemain Hindia-Belanda lupa melakukan kegiatan ritual mereka, seperti Mo sang kiper yang lupa menepuk-nepuk kedua tiang gawang, dan si midfielder kidal “Boedie,” yang melupakan kebiasaannya membulat-bulatkan rumput lapangan dengan jarinya terus menerus sampai berair, dan menghirupnya.dréMereka pun bermain dengan formasi menyerang 2-2-6, namun tak bisa berbuat banyak. Baru 13 menit permainan berjalan, gawang Mo Heng sudah berhasil dibobol penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Disusul gol-gol lainnya di menit 15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0, namun dua gol lagi berhasil disarangkan pemain Hongaria ke gawang Hindia-Belanda yang menjadikan skor akhir 6-0. Sayangnya, ketika itu Piala Dunia menggunakan format knockout, dimana tim yang kalah otomatis tersingkir. Piala Dunia tahun 1938 merupakan Piala Dunia terakhir menggunakan format ini. Andaikan saja menggunakan format grup, pastinya lebih banyak pertandingan yang dimainkan oleh Tim Hindia-Belanda, dan lebih besar kemungkinan menjadi juara grup, atau setidaknya memenangkan satu match saja. Alhasil, perjuangan Tim Hindia-Belanda berakhir begitu saja setelah digilas 6-0 oleh Hongaria, tim tangguh yang akhirnya menjadi Juara 2 setelah kalah 4-2 oleh Italia. Meskipun demikian, surat kabar Prancis Le Figaro memuji semangat juang kesebelasan Hindia-Belanda, The Sunday Times memuji fairplay mereka, dan pada edisi 7 Juni 1938, Sin Po menampilkan headline nan heroik: “Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah.
National soccer team players from the Netherlands East Indies are lined up during the national anthems before the start of their World Cup preliminary round match against Hungary 05 June 1938 in Reims. Goalkeeper Bing Mo Heng (R) and his teammates were eliminated from the tournament losing 6-0 to Hungary. © AFP
Tim Nasional Hindia-Belanda berbaris untuk mendengarkan lagu kebangsaan, sebelum memulai pertandingan mereka melawan Hongaria.



Boneka Mo HengFoto di atas diabadikan saat kedua tim, Hongaria dan Hindia-Belanda mendengarkan lagu kebangsaan mereka masing-masing. Tentunya saat itu bukan Indonesia Raya yang diperdengarkan, melainkan lagu kebangsaan Belanda yaitu “Het Wilhelmus.” Jika Anda perhatikan Mo Heng sang penjaga gawang, ia sedang menggendong sebuah boneka. Saya pertama kali mengira boneka itu nantinya diberikan kepada Tim Hongaria sebagai tukar-menukar suvenir, seperti pada pertandingan-pertandingan sepakbola yang kita saksikan di televisi selama ini, tetapi ternyata tidak. Di dalam buku “La grande histoire de la coupe du monde” dijelaskan bahwa boneka India yang digendong oleh Mo Heng nantinya akan digantung di jala gawang sebagai jimat. Namun apa daya, boneka itu digetarkan enam kali sepanjang pertandingan dan menjadikannya rekor satu-satunya keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia.

Pada babak penyisihan, Hindia Belanda langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi runner-up.
Tak banyak informasi yang didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni 1938, tersebut.

Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia Belanda tak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah digilas 6-0.Meski belum menggunakan bendera Merah-Putih, inilah satu-satunya penampilan tim Melayu di Piala Dunia, hingga sekarang!

Sejarah Lahirnya Piala Dunia


Piala Dunia pertama dicetuskan pertama kali pada tanggal 26 mei 1928 di
Amsterdam, dalam kongres FIFA tersebut diputuskan bahwa turnamen yang
dapat diikuti oleh semua anggota FIFA harus dilangsungkan. Setahun
kemudian di Barcelona, diputuskan bahwa Uruguay, juara olimpiade dan
dalam era keemasannya, akan menjadi tuan rumah Piala Dunia yang pertama
sekaligus untuk memperingati 100 kemerdekaan mereka setahun sebelumnya.
Hanya 13 negara yang mengikuti turnamen ini, dengan mayoritas berasal
dari Amerika Selatan dengan diwakili 9 negara. Montevideo menjadi
satu-satunya kota penyelenggara dengan menyediakan tiga stadion. Dan
seperti diperkirakan sebelumnya, negara-negara dari Amerika Selatan
mendominasi turnamen ini, meskipun penampilan tim-tim dari Eropa tidak
bisa dikatakan memalukan. 100.000 penonton memadati Stadion Centenario
untuk menyaksikan pertandingan final tanggal 30 July untuk menjadi
saksi bagaimana Argentina membuang keunggulan 2-1 dibabak pertama untuk
kemudian kalah 4-2 dari Uruguay. Jules Rimes, Presiden FIFA sekaligus
pencetus Piala Dunia, menyerahkan tropy kepada Kapten tim Jose Nazassi
dan lahirlah turnamen terakbar dalam sepakbola.