Friday, March 4, 2011

Sejarah Panjang Lemari Es

Sumber : Kamusarea


Kulkas mampu membuat makanan lebih awet dan tahan lama. Tahu misalnya, kalau diletakkan begitu saja, bisa basi dalam waktu 24 jam. Kalau disimpan dalam kulkas, bisa tahan seminggu. Sedangkan daging, kalau disimpan dalam tempat pembeku (freezer), lebih awet lagi dan tidak membusuk sampai tiga bulan!

Kemampuan ini disebabkan karena lemari es mampu mengeluarkan hawa dingin didalamnya sehingga bakteri-bakteri pembusuk tidak bisa hidup dalam bahan makanan. Berabad-abad lalu, sebelum lemari es ditemukan, orang-orang Romawi kuno mengawetkan makanan mengqunakan es yang mereka angkut dari puncak gunung.

Sementara di Meksiko, suku Aztek mengawetkan makanan menqgunakan salju, Caranya, mereka menggali lubang berukuran besar. Lalu, bagian dasar dan sekelilingnya mereka lapisi dengan bilahan kayu atau jerami. Setelah itu, mereka mengisikan es atau salju ke dalamnya, lalu menutupnya lagi dengan jerami. Barulah mereka meletakkan makanan, kemudian menutupnya dengan rapat. Dengan cara ini, bahan makanan jadi lebih awet. Penyimpanan makanan dengan cara ini biasanya dilakukan orang zaman dulu ketika musim dingin tiba. Ya, di musim salju kan sama sekali tak ada buah- buahan dan sayuran yang dapat mereka makan. Soalnya, kehidupan ketika itu benar-benar berqantung pada alam. Berkat kulkas tradisional itu, makanan jadi awet dan penduduk tidak keKurangan makanan.

Karena menginginkan cara yang lebih praktis, di awal abad ke-18, orang-orang pintar di Inggris mulai memikirkan membuat lemari pendingin. Mereka merancang lemari es sedemikian rupa, dengan bentuk yang sama sekali tidak sedap dipandang. Ukurannya besar sekali dan terbuat dari besi kusam dan berat sekali. Pintunya terbuat dari besi, juga tebal, dan berat. Kalau pintu ini dibuka, terdengar berisik.

Berbagai percobaan mereka lakukan sebelum akhirnya berhasil. Lemari es pertama ini bisa mengeluarkan hawa dingin. Maka, orang-orang kaya di Inqgris, di abad itu sudah memiliki kulkas di rumah masing-masing.

Tetapi ternyata penemuan tersebut belum sempurna. Sekali waktu, ada peristiwa orang-orang yang berada di rumah pemilik lemari es, meninggal semua. Selidik punya selidik, mereka meninggal gara-gara kebocoran gas beracun yang digunakan untuk mendinginkan kulkas itu.

Maka, tahun 1929, gas ini diganti dengan gas tak beracun yang disebut freon. Akan tetapi, belakangan ketahuan juga bahwa freon menyebabkan kerusakan ozon pada atmosfer bumi. Freon ternyata tidak ramah lingkungan. Akhirnya, gas ini pun diganti juga dengan bahan lain yang sama-sama dapat mendinginkan, tetapi aman bagi manusia maupun lingkungan.
Industri kulkas pun berkembang. Bentuknya tidak lagi mirip kotak besi, melainkan dirancang dengan warna-warni cantik. Pintunya tidak lagi mengeluarkan suara berisik saat dibuka dan ditutup.